Senin, 29 Januari 2024

Sambut Tahun Baru Imlek 2024, Pakuwon Mall Jogja Gelar Acara “Lunar of Love”

 

Yogyakarta, 26 Januari 2024

Pakuwon Mall Jogja bersiap menyambut Tahun Baru Imlek 2024 dengan perayaan yang penuh warna dan inklusif bernama “Lunar of Love” mulai tanggal 26 Januari hingga 18 Februari 2024. Acara ini terbuka untuk masyarakat umum dengan menawarkan beragam budaya Tionghoa dan berbagai macam pertunjukan yang menarik, meriah, dan pastinya menghibur para pengunjung.

Bertempat di Society Atrium lantai Upper Ground Pakuwon Mall Jogja, pukul 19.00 WIB ada penampilan menyanyi dari anak-anak yang menyanyikan berbagai macam lagu. Banyak anak-anak yang memiliki bakat menyanyi yang luar biasa tampil di acara ini.  Acara “Lunar of  Love” memberikan kesempatan bagi pengunjung dari berbagai kalangan untuk ikut merayakan Tahun Baru Imlek. Tanpa ada biaya masuk, pengunjung dapat menikmati berbagai pertunjukan yang disajikan penyelenggara. Kemudian di hari berikutnya akan ada penampilan lain dari anak-anak, drama musikal, pertunjukan barongsai, kompetisi mandarin, dan lain-lain.


Salah satu pengunjung, Huda mengungkapkan kesannya melihat acara ini, “Sebetulnya saya bukan yang ikut merayakan Imlek, tadi kebetulan lagi jalan-jalan dengan keluarga disini terus lihat acara ini jadi mampir dulu. Untuk dekorasi bagus ya ini seperti di China, untuk makanan yang dijual juga menarik dan enak, kalau untuk acaranya saya suka banget soalnya memang dari dulu suka lihat anak-anak tampil”.

Selain ada pertunjukan yang menarik, acara ini juga menyediakan berbagai booth makanan, hampers, dan florist. Pada bagian booth makanan tersedia jajanan tradisional Imlek, seperti kue keranjang, berbagai macam kue kering dan kue basah yang cocok sekali disajikan untuk tamu saat Imlek. Selain itu, juga tersedia mochi, roti sisir, coklat, dan panna cotta. Pada bagian booth hampers tersedia gelang dan kalung dari manik-manik, batu giok, dan essential oil. Kemudian pada bagian booth florist tersedia booth yang menawarkan rangkaian bunga berbentuk vas ataupun buket untuk hiasan di rumah. Pengunjung juga dapat berfoto di booth yang sudah disediakan penyelenggara dengan dekorasi bernuansa Imlek.


Acara “Lunar of Love” memberikan pertunjukan yang berbeda di setiap harinya mulai hari ini, tanggal 26 Januari sampai tanggal 18 Februari 2024.

 

Reporter :

Nita Dwi Alfiana

Kumala Nurandini


Sabtu, 20 Januari 2024

“Cerita yang Belum Sempat Tertulis”

Oleh: Kumala Nurandini

 

Dalam hening langit senja, aku duduk sendiri di tepi pantai melihat sang mentari perlahan tenggelam di ufuk barat. Angin sepoi-sepoi laut membawa aroma asin yang menyatu dengan perasaanku yang campur aduk. Pikiranku melayang kepadanya, sosok laki-laki yang pernah singgah dalam hidupku, begitu singkatnya waktu yang kita miliki bersama.

Aku memikirkan setiap detik yang dilewatkannya, setiap kata yang terlontar dari bibirnya, garis senyumnya, suara tawanya, dan setiap detail kecil yang membuatnya begitu istimewa. Dia seperti bayangan yang mengisi ruang kosong dalam hidupku. Namun, kini dia hanya tinggal dalam kenangan, seperti deburan ombak yang datang dan pergi tanpa henti. Hatiku terasa berat, dipenuhi oleh kekosongan yang ditinggalkannya.

Apa yang membuatnya pergi begitu saja? Apakah ini takdir atau hanya kebetulan yang menyebabkan kita berpapasan namun tidak bisa bersama? Apakah dia juga merasakan getaran perasaanku? Apakah dia tahu bahwa hatiku masih menyimpan jejak-jejaknya? Aku membayangkan bagaimana hidup kita bisa terjalin, bagaimana cerita kita akan ditulis. Namun, kini matahari terbenam begitu cepat dan aku merindukan sinarnya yang pernah menerangi hari-hariku. Rasa rindu ini melanda, seperti ombak yang terus-menerus menghantam pantai, tak pernah berhenti.

Bukan aku menyalahkan atau membenci. Aku hanya ingin mengerti mengapa takdir mempertemukan kita namun juga memisahkan kita begitu cepat. Mungkin dia memiliki alasan sendiri, rintangan yang tidak dapat diatasi, atau panggilan hati yang mengajaknya pergi. Aku mencoba memahaminya, tapi tetap saja, ada rasa kehilangan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Aku hanya bisa duduk di sini, menyaksikan samudra yang tak berujung, seolah mencari jawaban yang belum kutemukan.

Hatiku terasa hancur dan rindu itu terus menghantui, tapi aku memilih untuk menjaga kenangan indah itu. Mungkin, ada kebijaksanaan yang aku dapat dari perpisahan ini. Mungkin, ada kekuatan baru yang muncul dari kelemahan ini. Aku berusaha menerima kenyataan bahwa beberapa kisah cinta hanya sebatas kenangan yang terukir dalam hati. Dalam diam, aku merenungi lelaki yang pergi, mungkin dengan harapan bahwa suatu hari nanti, jejaknya akan kembali menyatu dengan jejak langkahku.

Dalam cahaya remang-remang bulan, aku membiarkan angin malam membawa cerita ini pergi. Semoga suara bisik angin membawa cerita ini sampai ke hatinya, di mana pun dia berada. Meskipun kita tidak bersama, kenangan itu tetap hidup dalam setiap hembusan angin yang menyapa malam ini. Semoga bintang-bintang di langit menyaksikan keikhlasan hatiku dan membawa cahaya untuk mengarahkan langkahku dengan harapan di suatu tempat, di suatu waktu, cerita kita akan berjumpa kembali, entah untuk melanjutkan cerita atau untuk mengakhirinya. Hingga saat itu tiba, aku akan terus melangkah, membawa kepingan kenangan yang takkan pernah pudar.

Perjuangan yang Penuh Semangat

                          Oleh: Nana Lestari Di sebuah kota Pasuruan, hiduplah seorang mahasiswi bernama Dira. Dira merupakan anak tunggal y...