Mentari pagi baru saja menyapa bumi, memancarkan sinar
kehangatan. Di sebuah kota besar di Pulau Jawa hidup seorang anak perempuan
yang bernama Fara. Fara adalah seorang mahasiswa yang telah merantau jauh untuk
menempuh pendidikan. Setiap tahun saat Idul Fitri tiba Fara selalu merindukan
suasana hangat dan kebersamaan di rumah bersama keluarganya.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini Fara
memiliki rencana spesial. Fara memutuskan untuk pulang ke kampung halaman tanpa
memberitahu siapapun, termasuk keluargannya. Fara berencana untuk pulang ke
kampung halaman saat malam takbiran menjelang Idul Fitri. Fara memesan tiket Kereta
Api untuk kembali pulang ke kampung halamannya.
Saat hari dimana waktunya Fara bertolak ke kampung
halamannya semua menjadi terasa begitu menyenangkan, bahkan diperjalananpun
Fara sudah tidak sabar untuk cepat sampai. Setelah sampai di Stasiun Kota pada
dini hari, Fara dengan cepat menuju taksi online yang sudah dipesannya
untuk mengantarkan dirinya ke rumah orang tuanya tinggal.
Fara melangkahkan kakinya menuju salah satu mobil yang
diperkirakan itu adalah taksi online yang dipesannya.
“Dengan Pak Rusdi?” tanya Fara kepada sang supir yang
celingak-celinguk mencari keberadaan penumpangnya.
“Oh iya, Mbak Fara ya?” sapa Pak Rusdi “Ayo, Mbak masuk
mobil, kopernya biar saya simpan di bagasi belakang”.
“Terima kasih, Pak” Fara menyerahkan kopernya lalu masuk
ke dalam mobil terlebih dahulu.
Ketika mobil sudah dijalankan oleh Pak Rusdi, suasana di
dalam mobil amat sangat begitu senyap hanya terdengar lantunan takbiran yang
berasal dari setiap masjid di kota kelahirannya
“Mbak Fara baru pulang dari rantauan ya? Mepet sekali
dengan Idul Fitri” tanya Pak Rusdi, suaranya memecahkan kesunyian dalam mobil.
“Iya Pak, sengaja. Sudah lama saya tidak pulang”.
“Lebih baik begitu Mbak. Orang tua pasti menunggu
kehadiran anaknya, seramainya orang berkunjung ke rumah pasti orang tua tetap
menantikan kunjungan dan kepulangan dari anaknya”
“Iya Pak. Ini saja saya sengaja tidak memberitahu orang
rumah kalau tahun ini ingin pulang” jawab Fara sambil tersenyum.
“Oh, kalo kata anak muda sekarang prank ya Mbak?”
“Nggeh, Pak”
“Pasti si Ibuk sama Bapaknya seneng nih tahu anaknya
pulang, selamat berkumpul dengan keluarga ya Mbak”
“Baik, Pak. Bapak juga selamat berkumpul dengan keluarga
ya Pak”
“Nggeh, Mbak”
Ketika sudah sampai di depan rumahnya dan tidak lupa Fara
berterimakasih kepada Pak Rudi. Dengan hati yang berdebar-debar, Fara mencoba melangkah
menuju halaman rumah dan mengetuk pintu rumahnya. Siapa sangka yang membuka
pintu adalah ibunya.
“Ibu” Panggil Fara.
“Fara. Ya Allah, Nduk, kamu kenapa gak bilang ibu dulu kalo
mau pulang?” dengan tergopoh-gopoh ibunya menghampiri Fara, memeluknya dengan
erat.
“Sengaja Ibu, kejutan!”
“Kamu ini. Dah,
ayok masuk dingin di luar. Ayahmu masih tidur sana bangunin, pasti kaget kalo
tahu anaknya ini tiba-tiba pulang” Titah Ibunya.
Fara menuju kamar Orang Tuanya untuk membangunkan
Ayahnya, dengan pelan Fara mengguncang tubuh Ayahnya agar terjaga. “Ayah. Fara pulang” tepuk Fara pelan pada bahu ayahnya.
Tak lama ayahnya terjaga “Fara. Ya Allah, Nduk. Akhirnya
kamu pulang, Ayah kira kamu gak akan pulang” Ayah langsung memeluk Fara dengan
erat, melepaskan pelukan menelisik anaknya lalu memeluknya kembali seolah-olah masih
tidak percaya bahwa anak perempuannya sekarang berada dalam dekapannya.
“Ayah. Fara bawa sesuatu buat Ayah sama Ibu” Fara
memberikan satu set setelan pakaian kepada kedua orang tuanya
“Kamu pulang aja Ibu sudah senang, tapi makasih ya Nduk
bajunya” Ibunya ikut bergabung bersama Ayah dan Fara “Wah, bagus sekali. Kamu
pinter milihnya” Ibunya berdiri untuk mencoba mencocokkan pakaiannya pada
tubuhnya sambil berlenggak-lenggok.
“Ayah juga suka sama kokonya. Wah, Ibu coupel an
kita” seru Ayah antusias. Ayah berdiri bergabung dengan Ibu untuk mencocokkan
pakaiannya. Mereka berdua berlenggak-lenggok bak model didepan Fara.
“Kayak muda lagi kita Ayah pake barang samaan” Ayah dan
Ibunya berjingkrak-jingkrak kesenangan. Fara yang melihat hal itu tertawa
merasa terhibur dengan tingkah orang tuanya.
Keesokan paginya, di pagi Hari Raya Idul Fitri yang cerah
serta lantunan takbir berkumandang di penjuru Negeri. Setelah Sholat Ied para saudara
mulai berdatangan berkunjung, Fara berserta sanak-saudaranya sedang berkumpul
di ruang tamu. Mereka berkumpul dengan suasana hangat dan bahagia karena dapat
berkumpul dengan anggota keluarga yang lengkap.
Fara merasakan kebahagiaan yang luar biasa, hari itu
merupakan hari paling bahagia bagi Fara karna dapat melihat senyum orang tuanya
dan Fara dapat memastikan bahwa mereka baik-baik saja selama Fara tinggal pergi
merantau. Fara berfikir bahwa pulang saat Hari Raya adalah keputusan yang
sangat tepat, dengan begitu Fara dapat makan bersama, bercanda gurau, dan
saling berbagi cerita pada keluarga serta saudaranya hingga sang fajar datang.
Kejutan yang Fara lakukan pada Idul Fitri tahun ini menjadi kenangan indah yang
akan selalu dikenang oleh dirinya dan keluarganya. Hingga saat itu, kehadiran
Fara selalu dinantikan kepulangannya setiap tahun saat Hari Raya Idul Fitri
tiba.
“Dan untuk siapapun yang pulang untuk Merayakan Idul
Fitri, selamat berkumpul dengan keluarga yang tersayang dan semoga amalan yang
dikumpulkan selama Bulan Ramadhan dapat diterima dan bermanfaat bagi
siapapun. Untuk itu Saya Ucapkan Selamat
Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, Minal ’Aidin Wal-Faizin, Mohon Maaf Lahir
dan Batin”
Penulis : Desvana Aulia
Dian Safitri