Selasa, 28 Februari 2023

LPM Super JIMO turut hadir dalam Sekolah Advokasi serta berbagai LPM DK Yogyakarta

 



Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Dk Yogyakarta telah menyelenggarakan Sekolah Advokasi, tema yang diangkat yaitu “Jurnalisme Bebas Tanpa Represi”. Tujuan diadakannya kegiatan ini yakni untuk meningkatkan pengetahuan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) serta masyarakat umum mengenai teori dan praktik teknik advokasi isu di Yogyakarta dan apa saja risiko kerja jurnalis dengan praktik pengadvokasian kasus terhadap junalis. Adapun kegiatan ini diselenggarakan (26/02/23) bertempat di Ruang Pertemuan Asrama Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Seturan. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan LPM yang berada di wilayah Yogyakarta. 

Fredita menuturkan rangkaian acara ini dimulai dari pukul 11.00 WIB, dengan beberapa materi yang dibawakan oleh pembicara. “Acaranya dimulai pukul 11.00 WIB, ada beberapa sambutan dari panitia dan pengurus PPMI Dk Yogyakarta selanjutnya acara dibawakan oleh Yogi Zul Fadhli Pendiri Sukarela dengan materi Teknik Pengadvokasian Isu di Yogyakarta. Pendekatan bantuan hukum struktural melalui Advokasi, negara hadir bukan untuk melindungi tapi untuk merepresi jadi negara sebenarnya untuk apa? Adanya relasi yang dibangun negara dengan warga negara dalam hubungan ini ada pihak yang dikuasai yaitu rakyat dimana seluruh kebijakan atau keputusan pemerintah berlandaskan pemerintah”, sedikit penjelasan materi oleh Fredita saat diwawancara (27/02/23).

Source: PDD PPMI

Ditengah materi yang dibawakan oleh narasumber akan diberikan pelatihan untuk peserta yang mengharuskan peserta berpikir kritis dan bekerja sama dengan peserta lain sebagai wujud persaudaraan antar jurnalis. Ada kata motivasi yang dapat dijadikan semangat bagi jurnalis muda saat ini apalagi bagi pemula, “Perbanyaklah relasi melalui kegiatan seperti ini untuk meningkatkan pengetahuan baik ilmu maupun skill praktik sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sosial masyarakat yang banyak problematik, serta menambah relasi yang mana pertemuan dari orang baru mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda”, pungkas Fredita.

Akhir acara ditutup oleh penampilan dari Tanasaghara dan penutupan pada pukul 18.30 WIB. Kesan Fredita sebagai peserta yang mengikuti kegiatan ini, “Sangat berkesan dan luar biasa saya bisa jadi perwakilan untuk mengikuti acara advokasi, tentu nya saya mengapresiasi panitia yang telah mengadakan acara ini serta ilmu yang didapat pun dapat bermanfaat untuk kedepannya”, pungkas Fredita. 

Reporter: Rahmalia Nabila Nuryana 
                  Fredita Febri Astutie 


Jumat, 03 Februari 2023

BEM STIA “AAN” Menggelar Makrab dan Srawung, Bagaimana Kesannya?


Badan Eksekutif Mahasiswa STIA “AAN” Yogyakarta adakan makrab guna meningkatkan silaturahmi antar anggota. Acara ini dilaksanakan pada 29-30 Januari 2023 bertempat di Youth Center. Alasan tempat ini dipilih karena sesuai dan cukup luas. Adapun acara yang diselenggarakan yaitu sosialisasi AD/ART dan Rapat Kerja Anggota BEM.

Tidak hanya itu kegiatan ini juga untuk membentuk solidaritas yang tinggi, dengan mengenal satu sama lain, bagaimana kita menghormati orang lain, menghargai perbedaan, dan membentuk ke akraban sesama anggota BEM. Acara ini bertujuan agar mereka dapat memiliki semangat dalam berorganisasi, pada intinya kegiatan ini merupakan langkah awal BEM sebelum melaksanakan tugas, hak dan kewajiban mereka di organisasi, serta memperkuat bonding/chemistry seluruh anggota.

Source: pdd BEM STIA AAN Yogyakarta 

Tema yang diusung oleh BEM yaitu Mewujudkan eksekutif muda yang memiliki solidaritas tinggi serta semangat organisasi. Alasan memilih tema tersebut diperoleh melalui voting oleh panitia Makrab, dengan harapan dapat dijadikan sebagai bekal anggota BEM saat menjalankan tugas selama 1 periode kedepan. 

“Yang terlibat dalam acara tersebut di antaranya panitia dan peserta, kemudian Wakil Ketua 3 Bidang Kemahasiswaan, Ibu RR. E. Anggraeni Esti Wahyuni, S.IP., MPA sebagai pemberi motivasi dan sambutan saat acara berlangsung, serta para Dewan Penasehat BEM dan Alumni BEM saat kegiatan Malam Keakraban, yaitu Alumni dari tahun 2019-2021,” ucap Ketua Panitia Makrab, Mada Fachrezi.

“Tantangan dan kendala dalam menjalankan kegiatan tersebut yang pasti ada banyak ya, setiap Kegiatan saya kira sudah wajar dan harus memiliki tantangan dan kendala, karena dengan itu kita dapat berpikir lebih kritis lagi bagaimana cara memecahkan masalah tersebut, dan itu lah salah satu yang diasah dalam berorganisasi menurut saya,” ucap Mada saat di wawancara.

Menurut penjabaran saat diwawancarai, "Kendala dan tantangan nya seperti ego pada pribadi masing-masing, kepentingan pribadi, attitude dll, tidak hanya itu dari faktor alam juga ada kemarin sempat hujan saat sore sampai malam tetapi alhamdulillah nya tidak ada kegiatan yang di laksanakan di luar ruangan, karena kami melaksanakan kegiatan di dalam aula, mungkin kurang lebih seperti itu kendalanya, yang lain nya seperti waktu yang lebih cepat dari rundown atau waktu yang molor dari rundown tetapi itu memang hal yang lumrah dan sangat wajar, bagaimana kita menerima itu dan membuat solusi terbaik tanpa membesar besarkan masalah yang tidak perlu, lebih baik kita mencari solusi dari pada berlama-lama dalam permasalahan".

Yang terakhir pesan dan kesan saat mengikuti kegiatan ini bagi Mada, "Semoga dapat menjadi bekal kita dalam menjalankan organisasi BEM ini untuk kedepanya, kegiatan nya sangatlah menyenangkan, kita seru-seruan bareng, berbagi ilmu dengan para alumni, dan saya kira banyak sekali hal yang dapat di ambil dari kegiatan kemarin, karena saya kira kegiatan makrab dan srawung BEM tahun ini lebih baik dari pada tahun sebelumnya, seperti dari segi games dan sebagainya, yang nantinya dapat mempengaruhi pribadi kita menjadi lebih baik, pepatah mengatakan sesuatu itu harus menjadi lebih baik, dari pada sebelumnya, dan pesan saya semoga makrab dan srawung BEM tahun depan juga harus lebih baik dari pada tahun ini", pungkasnya.

Reporter : Ferdian Angga Rachmadani

                   Rahmalia Nabila Nuryana 

Perjuangan yang Penuh Semangat

                          Oleh: Nana Lestari Di sebuah kota Pasuruan, hiduplah seorang mahasiswi bernama Dira. Dira merupakan anak tunggal y...