Selasa, 26 November 2024

Sajak Penerimaan

Oleh: Maria Florentina Dhiu

 

Barangkali kita hanya setumpuk sampah yang dikerumuni lalat sewaktu dibasahi hujan.

Barangkali kita hanya sebuah jarum karat yang terperangkap di balik tumpukan jerami.

Barangkali kita hanya sebatang kayu rapuh termakan waktu setelahnya lenyap tertelan rayap.

Barangkali kita hanya bebungaan liar yang tumbuh layu di taman sempit tak berpenghuni.

Barangkali kita hanya sebuah nyala lilin kecil yang diterpa angin dan menjadikannya padam.

 

Agaknya yang terjadi adalah yang sudah tertulis demikian rupanya.

Berlakon gagah menutupi celah dengan tindak, seolah menolak "aku" sebagai "diriku" pun tak ada gunanya bukan?

Maka yang seharusnya terjadi adalah mengetahui betul siapa aku tanpa berpura pura hidup sebagai pribadi lain.

Entah sebagai intan permata, entah sebagai batu kali, kita adalah sama di atas tanah dan di bawah langit!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perjuangan yang Penuh Semangat

                          Oleh: Nana Lestari Di sebuah kota Pasuruan, hiduplah seorang mahasiswi bernama Dira. Dira merupakan anak tunggal y...