Sumber : Dok. PGA Lewotobi Laki-Laki |
Yogyakarta, 11 November 2024 - Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali mengalami erupsi pada Senin, 11 November 2024, sekitar pukul 07.36 WITA. Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kolom abu mencapai 2.000 meter di atas puncak gunung atau 3.584 meter di atas permukaan laut, menyebar ke arah barat laut. Intensitas erupsi yang cukup besar telah menimbulkan kepulan abu tebal yang memengaruhi jarak pandang di sekitar kawasan tersebut.
PVMBG telah menetapkan status Gunung Lewotobi Laki-Laki di Level IV (Awas) dan mengimbau masyarakat untuk tidak mendekati radius 7 kilometer dari pusat letusan, dengan batas sektoral 9 kilometer di arah barat daya dan barat laut. Pengamatan seismik juga mencatat adanya gempa letusan dan gempa hembusan yang menunjukkan aktivitas gunung berapi ini cukup signifikan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus memperluas area pengungsian hingga di beberapa kecamatan, seperti Titihena, Wulanggitang, Ile Bura, Demon Pagong, Larantuka, Ile Mandiri, dan Adonara Timur, untuk menampung warga terdampak erupsi. Hingga kini, jumlah pengungsi telah mencapai 8.431 orang dari total sekitar 10.000 penduduk yang terdampak. Sebagai langkah antisipatif, BNPB menyiapkan tenda tambahan dan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan kebutuhan pokok pengungsi, seperti makanan, air bersih, obat-obatan, dan toilet portabel.
Erupsi yang terjadi menciptakan tekanan bagi masyarakat di sekitarnya. Dalam sepekan terakhir, Gunung Lewotobi Laki-Laki tercatat telah mengalami lebih dari tiga kali erupsi, sehingga aktivitas warga di wilayah Kabupaten Flores Timur sangat terganggu. Abu vulkanik yang menyebar hingga ke wilayah pemukiman dan lahan pertanian, menyebabkan gangguan kesehatan dan rusaknya tanaman warga. Beberapa fasilitas umum dan sekolah di sekitar area terdampak juga terpaksa ditutup, demi keamanan warga dan anak-anak sekolah.
Di samping itu, beberapa bandara seperti Bandara Frans Seda di Maumere sampai dengan Bandara Internasional Komodo, Labuan Bajo harus ditutup sementara akibat kepulan abu vulkanik yang mencapai wilayah penerbangan, sehingga memengaruhi jadwal penerbangan dari dan ke wilayah Flores. Kondisi ini menyulitkan mobilisasi warga, terutama mereka yang hendak mengungsi atau membutuhkan akses ke fasilitas medis yang lebih baik. Pihak otoritas bandara terus memantau situasi, dan bandara diperkirakan akan kembali beroperasi setelah kondisi udara dinyatakan aman.
Pemerintah daerah dan relawan telah mendirikan beberapa posko pengungsian darurat di lokasi yang aman, serta mendistribusikan masker dan logistik kepada warga terdampak. BNPB bersama PVMBG terus melakukan pemantauan ketat terhadap aktivitas gunung dan mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun waspada, serta mematuhi peringatan resmi untuk keselamatan.
Reporter: Maria Florentina Dhiu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar