Senin, 29 April 2024

LIBURAN IDUL FITRI MAHASISWA RANTAU STIA “AAN” YOGYAKARTA

 

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Yogyakarta 10 April 2024 - Dalam suasana menyambut Idul Fitri yang penuh sukacita, ratusan mahasiswa STIA “AAN” Yoygakarta yang merantau dari berbagai kota kini kembali kepelukan keluarga mereka untuk merayakan momen istimewa ini. Liburan Idul Fitri tidak hanya menjadi kesempatan untuk merayakan kemenangan setelah menjalani ibadah puasa selama satu bulan penuh, tetapi juga menjadi waktu yang dinanti-nantikan untuk berkumpul dengan keluarga tercinta dan menikmati kebersamaan dengan sahabat terdekat.

Bagi mahasiswa rantau STIA “AAN’’, momen lebaran tidak hanya menjadi waktu yang tepat untuk merayakan Idul Fitri, tetapi waktu yang sangat berharga yang mereka miliki. Dalam keterbatasan dan keterpisahan, mereka belajar untuk kebersamaan dan kebahagiaan yang mereka rasakan, serta untuk memelihara kehangatan dan kebersamaan.

Ina mahasiswa STIA “AAN” asal Temanggung, ia sudah tak lama pulang ke rumah sejak dirinya resmi menjadi mahasiswa baru di kampus  STIA  “AAN” karena jarak dari Temanggung ke kampus sangat jauh. Akhirnya pada kesempatan libur ini Ina memilih untuk pulang  ke kampung agar dapat merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarganya dan sahabatnya  di Temanggung.

“Saya sangat senang  bisa kembali ke kampung saya dengan tujuan untuk merayakan hari bahagia ini yaitu Hari Raya Idul Fitri, karena saya sangat menantikan hari bahagia tersebut, walaupun saya harus menempuh jarak lumayan jauh di tambah macet,” ujar Ina.

Namun, di tengah kegembiraan menyambut hari kemenangan ini, tidak sedikit mahasiswa yang juga merasakan kerinduan akan rumah dan keluarga di tanah rantau. Meskipun terikat oleh kewajiban akademis dan kesibukan lainnya, semangat Idul Fitri tetap menyala di hati mereka, mengingatkan akan pentingnya menjaga hubungan dengan keluarga meskipun dalam jarak yang jauh sekalipun.

Liburan Idul Fitri bagi mahasiswa rantau bukan hanya sekedar perayaan keagamaan, tetapi juga momentum untuk merefleksikan arti pentingnya keluarga dan persahabatan dalam kehidupan. Semoga semangat kebersamaan dan kedekatan yang terjalin selama liburan ini tetap terjaga hingga waktu yang akan datang.


 Reporter : Elisabeth Putri Suleng

               : Desvana Aulia Dian Safitri


Selasa, 23 April 2024

“Lomba Praga Semarakkan Malam Takbiran”

 



Yogyakarta, 9 April 2024 – Ribuan warga Yogyakarta tumpah ruah ke jalanan pada malam takbiran, 1 Syawal 1445 Hijriah, untuk merayakan datangnya Hari Raya Idul Fitri. Takbiran di Yogyakarta tidak hanya diwarnai dengan kumandang takbir tetapi juga dengan tradisi unik “Lomba Praga”. Lomba Praga ini sudah menjadi tradisi tahunan yang selalu dirayakan pada malam takbiran. Di Lapangan Kayunan, Ngaglik, Sleman sendiri menjadi salah satu saksi dari sebuah acara istimewa yang memeriahkan suasana malam takbiran.

Ribuan warga dari berbagai usia dan latar belakang berkumpul di Lapangan Kayunan untuk menyaksikan dan turut serta dalam lomba peragaan takbiran yang diadakan di malam yang penuh berkah ini. Peserta lomba yang terdiri dari kelompok-kelompok pemuda setiap desa, dari satuan Kelurahan Donoharjo, berlomba-lomba menampilkan karya peragaan takbiran yang dipenuhi dengan lampu warna-warni, hiasan yang menarik, berbagai macam replika dan dekorasi lainnya. Kostum yang dikenakkan oleh para peserta juga turut menambah semarak susasana pada malam takbiran.


Sumber: Dokumentasi Pribadi

“Acara ini sungguh menyenangkan dan karna acara ini ada di setiap tahunnya kita semua dari Desa Donoharjo dapat tetap menjalin silahturahmi, Dan dari diadakannya acara ini kita juga dapat melatih imajinasi serta kreativitas kami. Kami juga sangat senang karna dapat ikut berpartisipasi dalam lomba tahun ini dan dapat merayakan bulan ramadhan bersama-sama”. Ujar Salma, salah seorang peserta.

Dengan suka cita dan semangat yang membara, seluruh masyarakat Desa Kelurahan Donoharjo menyambut malam takbiran dengan penuh keceriaan dan kehangatan, menjadikan lomba praga malam takbiran di Lapangan Kayunan sebagai salah satu moment yang tak terlupakan dalam memperingati Hari Raya Idul Fitri. Acara ini juga menjadi bukti nyata dari semangat kebersamaan yang diciptakan. Tahun kedepannya diharapkan kepada panitia penyelenggara dapat terus menggelar acara yang sama pada malam takbiran, untuk tetap menjalin silahturahmi antar desa juga antar masyarakatnya.


Reporter          : Desvana Aulia Dian Safitri

                        : Elisabeth Putri Suleng


Kamis, 04 April 2024

“Kejutan Hari Raya Idul Fitri”

 

Mentari pagi baru saja menyapa bumi, memancarkan sinar kehangatan. Di sebuah kota besar di Pulau Jawa hidup seorang anak perempuan yang bernama Fara. Fara adalah seorang mahasiswa yang telah merantau jauh untuk menempuh pendidikan. Setiap tahun saat Idul Fitri tiba Fara selalu merindukan suasana hangat dan kebersamaan di rumah bersama keluarganya.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini Fara memiliki rencana spesial. Fara memutuskan untuk pulang ke kampung halaman tanpa memberitahu siapapun, termasuk keluargannya. Fara berencana untuk pulang ke kampung halaman saat malam takbiran menjelang Idul Fitri. Fara memesan tiket Kereta Api untuk kembali pulang ke kampung halamannya.

Saat hari dimana waktunya Fara bertolak ke kampung halamannya semua menjadi terasa begitu menyenangkan, bahkan diperjalananpun Fara sudah tidak sabar untuk cepat sampai. Setelah sampai di Stasiun Kota pada dini hari, Fara dengan cepat menuju taksi online yang sudah dipesannya untuk mengantarkan dirinya ke rumah orang tuanya tinggal.

Fara melangkahkan kakinya menuju salah satu mobil yang diperkirakan itu adalah taksi online yang dipesannya.

“Dengan Pak Rusdi?” tanya Fara kepada sang supir yang celingak-celinguk mencari keberadaan penumpangnya.

“Oh iya, Mbak Fara ya?” sapa Pak Rusdi “Ayo, Mbak masuk mobil, kopernya biar saya simpan di bagasi belakang”.

“Terima kasih, Pak” Fara menyerahkan kopernya lalu masuk ke dalam mobil terlebih dahulu.

Ketika mobil sudah dijalankan oleh Pak Rusdi, suasana di dalam mobil amat sangat begitu senyap hanya terdengar lantunan takbiran yang berasal dari setiap masjid di kota kelahirannya

“Mbak Fara baru pulang dari rantauan ya? Mepet sekali dengan Idul Fitri” tanya Pak Rusdi, suaranya memecahkan kesunyian dalam mobil.

“Iya Pak, sengaja. Sudah lama saya tidak pulang”.

“Lebih baik begitu Mbak. Orang tua pasti menunggu kehadiran anaknya, seramainya orang berkunjung ke rumah pasti orang tua tetap menantikan kunjungan dan kepulangan dari anaknya”

“Iya Pak. Ini saja saya sengaja tidak memberitahu orang rumah kalau tahun ini ingin pulang” jawab Fara sambil tersenyum.

“Oh, kalo kata anak muda sekarang prank ya Mbak?”

“Nggeh, Pak”

“Pasti si Ibuk sama Bapaknya seneng nih tahu anaknya pulang, selamat berkumpul dengan keluarga ya Mbak”

“Baik, Pak. Bapak juga selamat berkumpul dengan keluarga ya Pak”

“Nggeh, Mbak”

Ketika sudah sampai di depan rumahnya dan tidak lupa Fara berterimakasih kepada Pak Rudi. Dengan hati yang berdebar-debar, Fara mencoba melangkah menuju halaman rumah dan mengetuk pintu rumahnya. Siapa sangka yang membuka pintu adalah ibunya.

“Ibu” Panggil Fara.

“Fara. Ya Allah, Nduk, kamu kenapa gak bilang ibu dulu kalo mau pulang?” dengan tergopoh-gopoh ibunya menghampiri Fara, memeluknya dengan erat.

“Sengaja Ibu, kejutan!”

“Kamu ini. Dah, ayok masuk dingin di luar. Ayahmu masih tidur sana bangunin, pasti kaget kalo tahu anaknya ini tiba-tiba pulang” Titah Ibunya.

Fara menuju kamar Orang Tuanya untuk membangunkan Ayahnya, dengan pelan Fara mengguncang tubuh Ayahnya agar terjaga. “Ayah. Fara pulang” tepuk Fara pelan pada bahu ayahnya.

Tak lama ayahnya terjaga “Fara. Ya Allah, Nduk. Akhirnya kamu pulang, Ayah kira kamu gak akan pulang” Ayah langsung memeluk Fara dengan erat, melepaskan pelukan menelisik anaknya lalu memeluknya kembali seolah-olah masih tidak percaya bahwa anak perempuannya sekarang berada dalam dekapannya.

“Ayah. Fara bawa sesuatu buat Ayah sama Ibu” Fara memberikan satu set setelan pakaian kepada kedua orang tuanya

“Kamu pulang aja Ibu sudah senang, tapi makasih ya Nduk bajunya” Ibunya ikut bergabung bersama Ayah dan Fara “Wah, bagus sekali. Kamu pinter milihnya” Ibunya berdiri untuk mencoba mencocokkan pakaiannya pada tubuhnya sambil berlenggak-lenggok.

“Ayah juga suka sama kokonya. Wah, Ibu coupel an kita” seru Ayah antusias. Ayah berdiri bergabung dengan Ibu untuk mencocokkan pakaiannya. Mereka berdua berlenggak-lenggok bak model didepan Fara.

“Kayak muda lagi kita Ayah pake barang samaan” Ayah dan Ibunya berjingkrak-jingkrak kesenangan. Fara yang melihat hal itu tertawa merasa terhibur dengan tingkah orang tuanya.

Keesokan paginya, di pagi Hari Raya Idul Fitri yang cerah serta lantunan takbir berkumandang di penjuru Negeri. Setelah Sholat Ied para saudara mulai berdatangan berkunjung, Fara berserta sanak-saudaranya sedang berkumpul di ruang tamu. Mereka berkumpul dengan suasana hangat dan bahagia karena dapat berkumpul dengan anggota keluarga yang lengkap.

Fara merasakan kebahagiaan yang luar biasa, hari itu merupakan hari paling bahagia bagi Fara karna dapat melihat senyum orang tuanya dan Fara dapat memastikan bahwa mereka baik-baik saja selama Fara tinggal pergi merantau. Fara berfikir bahwa pulang saat Hari Raya adalah keputusan yang sangat tepat, dengan begitu Fara dapat makan bersama, bercanda gurau, dan saling berbagi cerita pada keluarga serta saudaranya hingga sang fajar datang. Kejutan yang Fara lakukan pada Idul Fitri tahun ini menjadi kenangan indah yang akan selalu dikenang oleh dirinya dan keluarganya. Hingga saat itu, kehadiran Fara selalu dinantikan kepulangannya setiap tahun saat Hari Raya Idul Fitri tiba.

“Dan untuk siapapun yang pulang untuk Merayakan Idul Fitri, selamat berkumpul dengan keluarga yang tersayang dan semoga amalan yang dikumpulkan selama Bulan Ramadhan dapat diterima dan bermanfaat bagi siapapun.  Untuk itu Saya Ucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, Minal ’Aidin Wal-Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin”


Penulis : Desvana Aulia Dian Safitri

Perjuangan yang Penuh Semangat

                          Oleh: Nana Lestari Di sebuah kota Pasuruan, hiduplah seorang mahasiswi bernama Dira. Dira merupakan anak tunggal y...