Selasa, 03 September 2024

Karawitan STIA “AAN” Yogyakarta Berlangsung Meriah di Sanggar Gita Langen Budaya

Sumber: Dokumentasi pribadi

 

Yogyakarta, 30 Agustus 2024 – Kegiatan karawitan di kampus STIA “AAN” Yogyakarta baru-baru ini diselenggarakan dengan meriah di Sanggar Gita Langen Budaya. Kegiatan ini menjadi ajang unjuk kebolehan mahasiswa dalam mempertunjukkan kekayaan budaya Jawa melalui seni karawitan.

Di bawah bimbingan instruktur berpengalaman, kelompok karawitan kampus berhasil memukau penonton dengan berbagai repertoar tradisional, termasuk gamelan dan tembang Jawa. Pertunjukan ini tidak hanya menampilkan keterampilan musikalitas, tetapi juga mengedukasi mahasiswa mengenai nilai-nilai budaya dan sejarah yang terkandung dalam setiap alunan musik.

Kegiatan ini juga diikuti oleh sejumlah mahasiswa luar jawa yang memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya dalam melestarikan seni karawitan. Selain itu, karawitan ini memberikan platform bagi mahasiswa untuk berkolaborasi dan berinteraksi dengan komunitas seni lokal.

Sementara ini latihan karawitan dilaksanakan satu minggu sekali, yaitu di malam Sabtu pukul 19.00 WIB. Seluruh mahasiswa yang bersangkutan langsung berkumpul di Sanggar Gita Langen Budaya.

Dalam perekrutan karawitan dibuka untuk seluruh mahasiswa STIA “AAN” Yogyakarta yang berminat, belum ada syarat khusus dalam perekrutan ini,  "Sementara ini karawitan kita buka secara umum untuk seluruh mahasiswa STIA “AAN” Yogyakarta, untuk proses rekrutmen kemarin saya baru bisa mengajak teman-teman angkatan saya untuk mengikuti karawitan ini. Karena ini masih tergolong kegiatan yang baru, jadi tidak ada syarat khusus yang penting niat dulu" ujar Alvito.

Untuk alat-alat yang dimainkan diantaranya yaitu bonang, saron, kenong, slenthem/gender, peking, gong, dan kempul. Masing-masing mahasiswa akan diajarkan cara bermain alat musik tersebut dengan patokan not yang ada.

Adapun tantangan yang harus dihadapi pada saat latihan berlangsung, di antaranya yaitu menghafalkan not dan penyelarasan nada alat musik, seperti waktu pada saat akan membunyikan gong. Apabila gong tidak dibunyikan sesuai dengan ketukan maka akan merubah  tatanan atau ketukan pada bunyi selanjutnya.

Dengan suksesnya kegiatan ini, STIA “AAN” Yogyakarta menunjukkan komitmennya dalam melestarikan dan mempromosikan budaya tradisional, sekaligus memperkuat ikatan antara mahasiswa dan masyarakat melalui seni. Rencana ke depan, dapat berkolaborasi dengan kelompok seni lainnya untuk memperluas jangkauan dan pengaruh budaya karawitan.

 

Reporter:

Ade Rizky Rahmawati

Mutia Zahra Kinehru

Rabu, 28 Agustus 2024

Upacara Bendera dan Panjat Tebing dalam Rangka Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

 

Sumber : Dokumen Mapala "AGNY"

Yogyakarta, 17 Agustus 2024 - Upacara Bendera dan Panjat Tebing Digelar dalam Rangka Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia, 6 orang anggota Mapala "Agny" dari STIA "AAN" Yogyakarta ikut serta dalam kegiatan yang sangat spesial di Tebing Lebengan, Gunungkidul.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan 10 Mapala dari berbagai kampus di Yogyakarta, termasuk Mapala "AGNY", Hancala dari UNY, Tunas Patria dari STPMD, Mapawima dari UWM, Mapatek, Mapaperta, Pandawa Lima dari UST, Marepal dari Unriyo, Kapala Ampta dari STP Ampta, dengan jumlah perwakilan sekitar 23 orang.

Kegiatan tersebut dilakukan untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia dan juga untuk mempererat tali silaturahmi antar kelompok pecinta alam di Yogyakarta. Selain itu, kegiatan panjat tebing ini bertujuan untuk mengaktifkan kembali kegiatan lapangan yang biasa dilakukan oleh kelompok pecinta alam.

Upacara bendera dalam rangka peringatan hari kemerdekaan dilaksanakan pada pukul 08.00 WIB dengan mengibarkan bendera merah putih di Tebing Lebengan, Gunungkidul. Setelah upacara selesai, dilaksanakan kegiatan panjat tebing hingga sore hari.

Menurut anggota yang turut serta, mereka sangat senang dalam melakukan kegiatan tersebut dan menilai kegiatan tersebut sangat seru. "Kegiatan ini sangat seru dan berkesan," ucap salah satu anggota Mapala "AGNY". "Kami tidak hanya memperingati hari kemerdekaan, tetapi juga mengaktifkan kembali kegiatan lapangan yang biasa dilakukan oleh kelompok pecinta alam”.

Ketua mapala Agny, Riska menerangkan "Meskipun saya sendiri tidak ikut kegiatan tersebut karena suatu hal, namun kesan positif dari kegiatan tersebut sangat jelas dari laporan anggota yang turut serta".


Sumber: Dokumen Mapala "AGNY"

Kegiatan ini juga menunjukkan bahwa kebersamaan dan kesenangan dapat ditemukan dalam berbagai aktivitas, terutama dalam kegiatan alam yang penuh dengan tantangan dan keseruan. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya sebagai peringatan hari kemerdekaan, tetapi juga sebagai wadah untuk mempererat tali silaturahmi dan mengaktifkan kembali kegiatan lapangan bagi kelompok pecinta alam di Yogyakarta.

 

 

Reporter :

Mutia Zahra Kinehru

Ade Rizky Rahmawati


Perjuangan yang Penuh Semangat

                          Oleh: Nana Lestari Di sebuah kota Pasuruan, hiduplah seorang mahasiswi bernama Dira. Dira merupakan anak tunggal y...