Jumat, 29 Maret 2024

“Kisah Keberanian Aisyah"

 

Di sebuah desa kecil di pinggiran kota, hiduplah seorang gadis muda bernama Aisyah. Dia terkenal akan kebaikannya, selalu membantu siapa saja yang membutuhkan. Di akhir bulan Maret, desa mereka diterpa hujan yang tak kunjung reda. Sungai yang biasanya tenang, kini mengamuk tak terkendali, mengancam akan meluap dan merendam desa.

 

Pada suatu sore, ketika langit masih mendung dan hujan turun dengan lembut, Aisyah mendengar kabar bahwa bendungan di hulu sungai mulai retak. Jika bendungan itu jebol, desa mereka akan tenggelam dalam waktu singkat. Tanpa pikir panjang, Aisyah berlari ke rumah kepala desa, Pak Dharma, untuk memberitahu tentang bahaya yang mengancam.

 

Dengan cepat, Pak Dharma mengumpulkan warga desa. Mereka merencanakan untuk membuat barikade sementara dengan karung berisi pasir di sepanjang tepi sungai. Aisyah, dengan semangat juang yang membara, memimpin para pemuda desa dalam usaha ini. Meskipun hujan deras dan angin kencang, mereka bekerja bahu membahu tanpa kenal lelah.

 

Malam itu, saat mereka masih sibuk memperkuat pertahanan desa, tiba-tiba air sungai mulai naik dengan cepat. Semua warga panik, tetapi Aisyah dengan tenang mengarahkan mereka untuk tetap berfokus pada tugas. Berkat usaha keras mereka, aliran sungai berhasil dialihkan, dan desa terselamatkan dari bencana yang nyaris terjadi.

 

Keesokan harinya, matahari kembali bersinar. Warga desa bersyukur atas keajaiban yang terjadi. Mereka berterima kasih kepada Aisyah, yang telah mempertaruhkan nyawanya demi keselamatan desa. Pak Dharma, dengan mata berkaca-kaca, memeluk Aisyah erat. "Kau telah menunjukkan keberanian yang luar biasa, anak muda. Kau telah menyelamatkan desa kita," ujarnya dengan suara bergetar.

 

Sejak hari itu, Aisyah tidak hanya dikenal sebagai gadis baik hati, tetapi juga sebagai pahlawan desa. Ceritanya tersebar dari satu desa ke desa lain, menginspirasi banyak orang untuk selalu berbuat baik dan berani menghadapi masalah, tidak peduli seberapa besar tantangannya. Akhir bulan Maret itu, menjadi akhir yang penuh harapan, mengajarkan kepada mereka semua tentang kekuatan kebersamaan dan keberanian untuk menghadapi segala rintangan.

 

 

 

Penulis: Maria Samantha Deliano Tiara Hokeng

AMARTA

 

Semesta menanyakanku perihal rasa

Rasa yang masih ada

Keheningan yang membuatku bertanya-tanya

Dimana hilangnya dia

 

Dia datang dengan segala kenyamanannya

Lalu pergi meninggalkan luka

Pada akhirnya kita memilih jalan yang berbeda

Berbeda dalam segala hal yang pernah ada

 

Terkadang kau kembali sesaat

Sesaat yang sangatlah singkat

Mengingatkan segala rasa yang pernah ada

Selebihnya kau hilang untuk selamanya

 

By: Allfry Claudya

Minggu, 24 Maret 2024

Berbagi Takjil dan Buka Bersama Anggota LPM Super JIMO di Kampus STIA "AAN" Yogyakarta Merajut Kebersamaan

 

Yogyakarta, 22 Maret 2024 - Suasana penuh kehangatan dan kebersamaan melingkupi kampus STIA "AAN" Yogyakarta pada Jumat sore 22 Maret 2024, ketika LPM Super JIMO menyelenggarakan acara "Berbagi Takjil dan Buka Bersama". Acara yang dimulai sejak pukul 16:30 WIB tersebut tidak sekedar menjadi kebiasaan rutin tahunan, namun lebih dari itu, menjadi sarana untuk merajut kebersamaan dan memperkuat tali silaturahmi antar anggota serta dengan masyarakat sekitar.

Dihadiri oleh anggota aktif LPM Super JIMO, pembagian takjil gratis dibagikan di beberapa titik sekitar kampus seperti di jalan Magelang, juga daerah Jetis sebagai wujud kepedulian dan berbagi di bulan yang suci.

Setelah pembagian takjil selesai, anggota LPM kembali ke kampus untuk melaksanakan sesi buka bersama, dimana semua anggota LPM duduk bersama melepas dahaga dan lapar setelah seharian berpuasa. Menyantap hidangan yang sederhana namun penuh makna, kegiatan buka bersama ini menjadi simbol dari kesederhanaan dan kehangatan yang ditawarkan oleh bulan Ramadhan.

Ketua LPM mba Nita  menyatakan "Sangat luar biasa dan menyenangkan ya tentunya, dalam membagi takjil dan buka bersama anggota LPM, karena semua anggota LPM sangat antusias untuk bagi-bagi takjil walaupun tidak semua anggota itu muslim. Semoga untuk ke depannya semua anggota bisa ikut karena dengan kebersamaan maka bisa mempererat tali persaudaraan."

Putri sebagai salah satu anggota LPM yang turut berpartisipasi membagi takjil, mengatakan sangat senang mengikuti kegiatan tersebut. "Saya sangat senang bisa ikut bagi-bagi takjil gratis. Meskipun takjilnya juga terbatas, tapi melihat masyarakat, seperti bapak-bapak tukang becak yang antusias menerimanya saya berharap kegiatan seperti ini bisa membawa sukacita bagi kita semua."

LPM Super JIMO berharap kegiatan ini bisa menjadi tradisi tahunan yang terus menerus ditingkatkan. Mereka juga berencana untuk mengadakan lebih banyak lagi kegiatan sosial yang bisa melibatkan partisipasi aktif dari seluruh elemen kampus serta masyarakat sekitar.

Dengan kegiatan ini, LPM Super JIMO ingin menunjukkan bahwa Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan kepekaan sosial dan memperkuat tali persaudaraan, sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam Islam.

 

 

Reporter:

Maria Samantha Deliano Tiara Hokeng

Klaudiana Alfrida Sulastri Putri


Rabu, 20 Maret 2024

TAKUT KEHABISAN, MASYARAKAT BERBONDONG-BONDONG “BERBURU TAKJIL”

Yogyakarta, 16 Maret 2024

 

Bulan Ramadhan merupakan bulan suci yang ditunggu-tunggu oleh umat  muslim. Bulan ini menjadi momen kebersamaan yang kerap dimanfaatkan umat muslim di dunia, pelaksanaan buka bersama dan ngabuburit  merupakan kebiasaan saat bulan suci ini tiba.

Sejumlah daerah menjadi lokasi favorit bagi para warga berburu takjil atau menu berbuka puasa. Semarak Ramadhan tidak hanya dimeriahkan oleh umat muslim teristimewa dalam berburu takjil, masyarakat non muslim juga sangat antusias untuk berburu menu buka puasa.

Bertempat di depan kampus STIE Nusa Megarkencana, para pedagang berjejeran mendirikan tenda untuk menjual hasil olahan mereka. Adapun beberapa dari pedagang itu merupakan seorang mahasiswa yang memanfaatkan waktu mereka untuk berjualan guna menambah uang saku dibulan Ramadhan. Berbagai jenis makanan dan minuman dijadikan bahan jualan, juga menyediakan aneka jajanan seperti cimol, gorengan, cilor, risol, bakwan kawi, pisang coklat, dll.


“Kemarin sore saya sempat datang kesini dengan niat untuk membeli takjil, tetapi sampai sini sekitar 30 menit sebelum Maghrib makanannya sudah hampir habis, jadi saya hanya kebagian  sisanya saja. Karena takut kehabisan lagi tadi saya datang lebih awal  dari jam 16:00 WIB dan ternyata banyak aneka olahan makanan yang membuat saya sedikit kebingungan dalam memilih karena semuanya nampak menggiurkan.” Ucap Lia yang merupakan salah satu pengunjung yang hendak membeli takjil.

Selain dari pembeli, para pedagang pun merasa tampak puas karena jualan mereka laku terjual sebelum Maghrib. Hal itu membuat mereka memiliki waktu lebih awal untuk pulang  dan  berbuka  puasa bersama keluarga di rumah.


Adapun di setiap tenda jualan makanan berdiri di sampingnya berbagai jenis minuman yang tampak memuaskan  dahaga, diantaranya seperti es pisang ijo, es teh, es dawet, es sop buah, es kuwut dan berbagai jenis olahan minuman lainnya dan tentunya berbagai minuman inilah yang menjadi  top menu untuk berbuka puasa.

Berbagai jenis dagangan makanan ini buka setiap hari selama bulan Ramadhan, mulai dari jam 15:00 WIB sampai dengan Maghrib.

 

Reporter:

Klaudiana Alfrida Sulastri Putri

Maria Samantha Deliano Tiara Hokeng


Perjuangan yang Penuh Semangat

                          Oleh: Nana Lestari Di sebuah kota Pasuruan, hiduplah seorang mahasiswi bernama Dira. Dira merupakan anak tunggal y...